Minggu, 19 Oktober 2025

The Raid 2: Berandal (2014) tidak hanya lebih brutal tetapi juga mendapatkan pengakuan yang signifikan secara internasional, termasuk perhatian dari Hollywood dan kritikus film Barat. Berikut adalah rangkuman mengenai film ini, khususnya tentang aksi brutal dan pengakuan Hollywood-nya: 💥 Aksi yang Lebih Brutal dan Spektakuler Skala yang Lebih Besar: Jika film pertama berlatar di satu gedung apartemen yang sempit (klaustrofobik), The Raid 2: Berandal memperluas dunia kejahatan ke seluruh Jakarta, melibatkan sindikat kejahatan yang lebih kompleks, yakuza Jepang, dan polisi korup. Koreografi Pertarungan yang Menggila: Adegan pertarungannya diakui sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah sinema aksi. Film ini menampilkan kekerasan yang sangat visceral (mengena dan terasa) dengan koreografi silat yang luar biasa oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Adegan Ikonik: Beberapa adegan aksi yang paling banyak dibicarakan meliputi: Perkelahian Massal di Penjara: Adegan pertarungan lumpur yang melibatkan puluhan orang dalam skala besar. Kejar-kejaran Mobil dan Pertarungan di Dalam Mobil: Salah satu adegan kejar-kejaran mobil paling inovatif yang pernah difilmkan, dengan kamera yang bergerak dari dalam ke luar mobil tanpa terputus. The Assassin's Final Fight: Pertarungan klimaks di dapur restoran yang sangat brutal dan detail. Hammer Girl dan Baseball Bat Man: Karakter-karakter antagonis dengan gaya bertarung yang unik dan brutal menggunakan palu dan pemukul bisbol. 🌟 Pengakuan dan Dampak "Hollywood" Meskipun bukan produksi Hollywood, film ini mendapatkan pujian kritis yang luar biasa dan pengakuan di berbagai ajang penghargaan film di Barat. Pujian Kritis Global: Banyak kritikus film Barat dan publikasi besar menyebut The Raid 2 sebagai salah satu film aksi terbaik yang pernah dibuat, bahkan beberapa menganggapnya sebagai film aksi terbaik sepanjang masa. Kritikus memuji kualitas teknis film ini, termasuk sinematografi, penyuntingan, dan penyutradaraan Gareth Evans yang ambisius. Film ini masuk dalam daftar "Top 10 Films of 2014" oleh beberapa kritikus Amerika, termasuk dari IMDb dan HitFix. Penghargaan Film Barat: Film ini meraih atau dinominasikan di beberapa penghargaan kritikus AS, seperti memenangkan Florida Film Critics Circle untuk Best Foreign Language Film. Mendapatkan nominasi untuk Best Foreign Language Film dari Chicago Film Critics Association Awards dan Houston Film Critics Society Awards. Dinominasikan untuk Best Stunts di Phoenix Film Critics Society Awards. Peningkatan Profil Internasional: Kesuksesan film ini semakin memantapkan posisi Gareth Evans (sutradara) dan Iko Uwais (aktor utama) di industri film global, membuka jalan bagi mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek internasional yang lebih besar. Secara keseluruhan, The Raid 2: Berandal benar-benar meningkatkan standar film aksi dan berhasil menembus pasar internasional, membuktikan bahwa film aksi dari Indonesia dapat bersaing dengan produksi Hollywood dalam hal kualitas dan intensitas.

 

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)



Sutradara: Mouly Surya
Pemeran utama: Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, Egi Fedly
Genre: Drama, Thriller, Western (Neo-Western)


🌾 Sinopsis Singkat

Film ini mengisahkan Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang hidup sendirian di pedesaan kering Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Suatu hari, rumahnya didatangi oleh sekelompok perampok yang hendak merampok, memperkosa, dan membunuhnya.
Namun Marlina melawan. Ia memenggal kepala pemimpinnya dan membawa kepala itu dalam perjalanan menuju kantor polisi — sambil tetap tenang, dingin, dan penuh martabat.

Perjalanan Marlina menjadi simbol dari pembalasan, kesedihan, dan kebangkitan perempuan yang tertindas oleh patriarki dan kekerasan.


💡 Makna & Tema

  • Film ini disebut “Western versi Indonesia” — lengkap dengan padang tandus, penegakan keadilan, dan tokoh utama perempuan yang kuat.

  • Mengangkat tema pemberdayaan perempuan, trauma kekerasan, dan keberanian melawan ketidakadilan.

  • Menggambarkan Indonesia bagian timur dengan cara yang jarang terlihat di layar lebar — eksotis tapi penuh realitas sosial.


🌍 Prestasi Internasional

  • Tayang perdana di Cannes Film Festival 2017 (Directors’ Fortnight section).

  • Menang “Grand Prize” di Tokyo FILMeX dan Best Actress (Marsha Timothy) di Sitges International Film Festival, Spanyol.

  • Masuk daftar 10 Film Terbaik 2018 versi The Hollywood Reporter.

  • Dinobatkan sebagai salah satu film Asia terbaik dekade ini oleh banyak kritikus internasional.

  • Terpilih mewakili Indonesia untuk ajang Oscar 2018 (Best Foreign Language Film).


🌸 Gaya Sinematik

  • Sinematografi karya Yunus Pasolang menonjolkan keindahan lanskap Sumba — gersang tapi artistik.

  • Tempo film yang lambat dan tenang membuat ketegangan terasa lebih dalam dan emosional.

  • Musik latar sederhana namun kuat, menambah nuansa kesunyian dan kekuatan batin tokoh utama.

  • Dialog sedikit, tapi setiap gestur dan tatapan Marlina membawa makna besar.


🎖️ Kesimpulan

Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak bukan hanya kisah pembalasan, tapi sebuah pernyataan sinematik tentang kekuatan perempuan Indonesia.
Dengan gaya Western yang jarang ditemui di Asia, film ini berhasil memadukan budaya lokal, keindahan visual, dan pesan universal — membuatnya diakui di berbagai festival dunia.


🎬 Fakta Menarik

  • Mouly Surya adalah sutradara perempuan Indonesia pertama yang filmnya tayang di Cannes.

  • Judul “Empat Babak” merujuk pada struktur filmnya: Pembunuhan, Perjalanan, Pengakuan, dan Kelahiran.

  • Marsha Timothy mempersiapkan peran ini dengan belajar budaya dan bahasa lokal Sumba selama berbulan-bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Stupid Boss (2016) – sukses besar di Malaysia dan Asia Tenggara.

  My Stupid Boss (2016) – Komedi Indonesia yang Menaklukkan Asia Tenggara Sutradara: Upi Avianto Produser: MD Pictures Pemain utama: R...